PONTIANAK - Sejumlah pengurus perguruan pencak silat di Kota Pontianak menyuarakan kekecewaan atas sikap Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Pontianak yang hingga saat ini enggan mengeluarkan rekomendasi bagi Dede Martin Kurniawan, meski telah terpilih secara aklamasi sebagai Ketua IPSI Kota Pontianak. Mereka menilai langkah KONI telah menghambat proses organisasi yang berjalan sah dan sesuai mekanisme.
KONI Kota Pontianak hingga kini belum menerbitkan rekomendasi untuk Dede Martin Kurniawan sebagai Ketua Pengurus Cabang Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Pontianak. Padahal Dede terpilih secara aklamasi dalam Musyawarah Kota (Muskot) di Hotel Haris pada 29 November 2025 dengan dukungan 36 perguruan pencak silat se Kota Pontianak.
Ketua Perguruan Pencak Silat Kijang Berantai Kota Pontianak, H. Emmy Faisal, menjelaskan, ia mendapatkan informasi dari Pengcab IPSI Kota Pontianak, tentang perpanjangan SK Pengcab IPSI Kota Pontianak yang jelas masih berlaku pada tanggal 31 November 2025.
“Kemudian Pengcab IPSI Kota Pontianak melaksanakan rapat internal untuk membentuk panitia OC dan panitia pelaksana Muskot. Panitia sudah terbentuk dan tahap penjaringan calon ketua juga telah dilakukan,” jelas Emmy Faisal di Pontianak, Rabu (10/12/2025).
Lebih lanjut, juara dunia pencak silat tahun 1990 di Belanda, dan tahun 1994 di Thailand itu menerangkan, proses penjaringan calon Ketua IPSI Kota Pontianak ditutup pada 2 November pukul 15.00 WIB, Dede Martin mendaftar pada 1 November dan seluruh berkasnya dinyatakan lengkap. Menjelang penutupan, muncul satu bakal calon lain, namun setelah diverifikasi, berkas dukungannya dinyatakan tidak memenuhi syarat karena tidak memiliki kop surat maupun cap perguruan.
“Secara otomatis pendaftar itu tentu gugur. Maka hasil Muskot itu menetapkan Dede Martin sebagai calon tunggal,” tambah Emmy.
Namun, lanjutnya, sehari setelah penutupan penjaringan, Pengprov IPSI Kalimantan Barat mengeluarkan surat caretaker yang menyatakan Pengcab IPSI Kota Pontianak telah habis masa baktinya. Menurut Emmy, keputusan tersebut justru menimbulkan kebingungan karena masa berlaku SK perpanjangan jelas berakhir pada November, sehingga Muskot tetap digelar.
“Muskot tetap digelar pada 29 November di Hotel Harris, dan Dedek Martin terpilih secara aklamasi. Lalu kami mengirim surat ke KONI Kota Pontianak untuk meminta rekomendasi. Namun, KONI tidak mau mengeluarkannya dengan alasan ada surat dari Pengprov yang menyatakan Muskot tidak sah. Ini jadi pertanyaan besar, ada apa sebenarnya?,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa KONI tidak memiliki kewenangan untuk mencampuri urusan internal IPSI, karena KONI hanya bersifat membina cabor, bukan mengatur mekanisme internal organisasi.
“Seharusnya KONI wajib mengeluarkan rekomendasi. Apapun persoalan internal IPSI, itu bukan ranah KONI,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Harian Perguruan Pencak Silat Kancil Utara, Kalimantan Barat, Rusfendi Usman, turut mempertanyakan sikap Pengprov IPSI Kalimantan Barat dan KONI Pontianak. Ia mengatakan perpanjangan SK Pengcab IPSI Kota Pontianak yang diterbitkan pada Mei seharusnya memang berakhir pada November, sehingga panitia Muskot yang terbentuk sudah sesuai prosedur.
“Panitia sudah terbentuk secara berjenjang, prosesnya sudah sesuai aturan. Dan, alhamdulillah Dede Martin terpilih secara aklamasi dengan dukungan 36 perguruan. Pertanyaannya, mengapa Pengprov tidak menyetujui dan mengapa KONI tidak mengeluarkan rekomendasi?”, ujarnya.
Ia juga mengkritik keluarnya surat Plt dari Pengprov IPSI Kalimantan Barat, yang menunjuk Guntur sebagai caretaker setelah proses penjaringan rampung dan panitia Muskot terbentuk.
“Ini sudah menyalahi aturan. Kalau Plt ditunjuk sebelum panitia terbentuk, kita bisa terima. Tapi ini sudah lewat. Ada apa sebenarnya? Kami mempertanyakan hal ini,” tegas Rusfendi.
Pihaknya meminta Pengprov IPSI Kalimantan Barat untuk mengakui hasil Muskot dan menetapkan Dede Martin sebagai Ketua Pengcab IPSI Kota Pontianak.
“Kami meminta KONI Kota Pontianak segera mengeluarkan rekomendasi resmi. Ini suara hati nurani perguruan pencak silat di Kota Pontianak,” tutupnya. (dee)


