Di zaman ketika anak merokok di sekolah dianggap “bisa dibicarakan baik-baik”, dan tamparan guru lebih heboh ketimbang pelanggarannya, siapa sebenarnya yang sedang kehilangan akal sehat: sang siswa, orang tuanya, atau kita semua?
Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, Lebak, Banten, Dini Fitria, mendadak jadi bulan-bulanan publik usai diduga menampar seorang siswa yang kedapatan merokok di lingkungan sekolah.
Ironisnya, bukan si perokok belia yang menuai teguran, melainkan Dini yang dilaporkan ke polisi oleh orang tua sang siswa.
“Saya sebagai orang tua jelas sakit hati dan tidak terima anak saya ditempeleng dan ditendang di sekolah,” ujar Tri Indah Alesti, ibu siswa tersebut, melalui sambungan telepon, Sabtu lalu, dikutip kompas.
Ia juga mendesak agar Dini dicopot dari jabatannya.
“Kalau masih menjabat, anak saya bisa trauma dan takut masuk sekolah,” katanya.
Namun publik justru bereaksi sebaliknya. Bukannya mengutuk Dini, netizen justru ramai-ramai membelanya.
Di media sosial, banyak yang menilai bahwa sikap kepala sekolah sudah tepat. Bahkan beberapa orang tua menyebut tindakan tegas semacam itu justru bentuk kepedulian.
“Dulu saya juga pernah ditampar guru gara-gara merokok. Malah di rumah ditampar bapak lagi. Sekarang bisa jadi orang. Anak sekarang, salah sedikit teriak trauma. Orang tuanya lebih parah, dikit-dikit lapor,” tulis salah satu warganet dalam komentar yang disukai ribuan pengguna.
Bukan Sekadar Asap Rokok
Dini Fitria, yang ditemui di sekolah pada Senin (13/10), mengaku tidak melakukan pemukulan keras.
Ia mengaku kecewa bukan semata-mata karena siswa tersebut merokok, melainkan karena ia tidak jujur.
“Saya mendekatinya baik-baik. Tapi saat ditanya, dia tidak mengakui perbuatannya. Saya menegur dengan nada tegas, dan memang sempat memukul pelan. Itu spontan, karena saya menahan emosi. Tapi saya tegaskan, tidak ada pemukulan keras,” katanya, dikutip kompas.
Menurutnya, sekolah sudah menjalankan prosedur sebagaimana mestinya.
Guru tata tertib dan wali kelas sebelumnya telah menegur siswa secara lisan.
Namun teguran tak diindahkan, sehingga kasus ini naik ke meja kepala sekolah.
Sejumlah kalangan pendidikan menyebut tindakan Dini masih dalam batas wajar dan perlu dikaji secara utuh, bukan hanya dari satu sisi.
“Kalau setiap tindakan disiplin dilaporkan, sekolah bisa lumpuh. Guru akan takut menegur anak, dan anak jadi tak punya batas,” ujar seorang pengamat pendidikan di Banten. (git)