SEKADAU, AnalisWarta - Di tengah gempuran tren modern dan produk pabrikan, tangan-tangan perempuan Sekadau terus menenun harapan. Melalui Pelatihan Menenun Lanjutan yang digelar Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Sekadau pada 8–10 Oktober 2025, benang-benang tradisi itu kembali dirajut menjadi karya bernilai budaya dan ekonomi.
Kegiatan yang berlangsung di Sekretariat Dekranasda Sekadau, Jalan Merdeka Timur, Sekadau Hilir ini menghadirkan narasumber berpengalaman, Iskandaria Roniati, seorang instruktur tenun yang telah lama berkecimpung dalam pengembangan kerajinan tradisional di Kalimantan Barat.
Pelatihan ini merupakan bagian dari program berkelanjutan Dekranasda Sekadau dalam melestarikan dan meningkatkan mutu tenun khas daerah. Bukan hanya sekadar mengulang teknik dasar, pelatihan ini juga memperdalam inovasi motif dan kombinasi warna agar tenun Sekadau memiliki daya tarik modern tanpa kehilangan jati diri lokal.
Ketua Dekranasda Kabupaten Sekadau, Ny. Magdalena Susilawati Aron dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan tersebut adalah wujud nyata gerakan pemberdayaan perajin lokal agar semakin kreatif dan mandiri.
“Melalui gerakan ini, kami berharap pelatihan menenun lanjutan dapat menambah pengetahuan, keterampilan, dan kreativitas para peserta. Tenun bukan hanya karya seni, tetapi juga identitas budaya yang harus terus kita jaga dan kembangkan,” ujar Ny. Magdalena.
Ia menambahkan, Dekranasda Sekadau berkomitmen untuk terus mendampingi para perajin melalui pelatihan, pendampingan, serta promosi produk agar hasil karya mereka dapat menembus pasar yang lebih luas, baik nasional maupun internasional.
Pelatihan ini diharapkan mampu melahirkan perajin yang terampil, inovatif, dan berdaya saing tinggi. Lebih dari sekadar kegiatan teknis, pelatihan menenun lanjutan ini menjadi simbol upaya menjaga warisan budaya sekaligus membuka peluang ekonomi bagi masyarakat lokal.
Dengan tangan-tangan kreatif yang terus bergerak, Dekranasda Sekadau ingin memastikan bahwa seni tenun tidak hanya hidup di masa lalu, tetapi juga menjadi bagian dari masa depan yang berwarna dan berdaya.
Melalui benang-benang yang dirajut dengan ketekunan dan cinta, tenun Sekadau bukan sekadar produk kerajinan, tetapi kisah tentang jati diri, kemandirian, dan kebanggaan daerah. Dan dari Sekadau, kisah itu terus ditenun menjadi simbol bahwa tradisi bisa berjalan seiring dengan kemajuan. (**)
Editor: Jaka Isara