KUBU RAYA - Deru knalpot memekak di balik gelap malam, memecah ketenangan Jalan Arteri Supadio atau Jalan Ayani 2, Kabupaten Kubu Raya. Aksi balap liar yang kian marak membuat warga dan pengguna jalan diliputi kecemasan, terutama setiap akhir pekan.
Sejumlah pengguna Jalan Arteri Supadio, yang kerap disebut Jalan Ayani 2, mengaku resah dengan maraknya aksi balap liar di ruas jalan tersebut. Aksi para remaja ini kerap berlangsung mulai dari kawasan Indomaret samping Vihara hingga Bundaran Transmart yang kini dikenal sebagai Bundaran Gaforaya, bahkan sampai ke wilayah Parit Bugis, Arang Limbung.
Slamet (46), warga Wonodadi II, menuturkan keresahannya setiap kali harus melintasi jalan tersebut, terutama pada malam Minggu. Menurutnya, balap liar sangat membahayakan, bukan hanya bagi para pelaku, tetapi juga bagi pengguna jalan lainnya.
“Setiap malam Minggu, banyak anak-anak muda balap liar. Sangat berbahaya, tidak hanya bagi mereka, tapi juga bagi pengguna jalan lainnya,” ujar Slamet.
Ia mengisahkan pengalamannya ketika hendak berbelanja kebutuhan dapur ke Pasar Plamboyan. Saat melintas di lokasi tersebut, ia mengaku sempat terkejut dan hampir terjatuh akibat suara knalpot yang tiba-tiba meraung kencang di dekatnya.
“Kadang seminggu sekali saya belanja ke Plamboyan. Pernah melintas di situ, saya kaget dan hampir terjatuh karena tiba-tiba ada suara knalpot nyaring,” katanya.
Meski balap liar biasanya terjadi di atas pukul 00.00 WIB, Slamet menilai aksi tersebut tetap tidak bisa dibenarkan. Selain membahayakan keselamatan, kebisingan yang ditimbulkan juga sangat mengganggu kenyamanan warga sekitar.
“Saya berharap pihak yang berwenang bisa menertibkan. Saya perhatikan tidak sedikit yang ikut balap liar itu masih di bawah umur,” imbuhnya.
Keresahan serupa juga dirasakan oleh Sendi Irawan (38), seorang pengemudi ojek daring. Ia mengaku selalu waswas setiap kali harus melintas di Jalan Arteri Supadio, khususnya pada malam Minggu saat aktivitas balap liar meningkat.
“Kalau malam Minggu saya narik dari sore sampai subuh. Kita ini kadang bawa penumpang, kadang bawa pesanan konsumen. Kalau sampai kecelakaan, habislah kami,” ujar pria yang masih lajang itu.
Ia pun meminta kepada pihak berwenang, khususnya kepolisian, untuk segera menertibkan para remaja yang terlibat balap liar karena dinilainya sangat membahayakan keselamatan banyak orang.
“Kita tahu, hari naas tidak ada di kalender. Kami ini cari rezeki, jangan sampai malah keluar uang karena kecelakaan,” tambahnya.
Maraknya balap liar di Jalan Arteri Supadio kini bukan sekadar pelanggaran lalu lintas, tetapi telah menjadi ancaman nyata bagi keselamatan pengguna jalan dan warga sekitar. Masyarakat pun berharap aparat segera mengambil langkah tegas agar jalan strategis tersebut kembali menjadi ruang aman bagi semua. (dee)


