KETAPANG - Suara gendang tar memecah malam di Balai Sungai Kedang, Selasa (30/9/2025).
Dentumannya bukan sekadar irama, melainkan tanda berakhirnya helatan lima hari Pagelaran Seni Budaya Melayu (PSBM) Ketapang yang berhasil menyedot ribuan pasang mata.
Penutupan PSBM 2025 dilakukan langsung oleh Wakil Bupati Ketapang, Jamhuri Amir.
Prosesi berlangsung meriah sejak penyambutan, dengan iringan dua gendang tar yang bersahut delapan gendang lain sepanjang jalur masuk Balai Sungai Kedang.
Ketua panitia pelaksana, Rion Sardi, menyebut tahun ini berbeda dari sebelumnya.
“Pawai arak-arakan mobil hias astagune sangat keren, penuh kreatif, dan estetik sedap dipandang mate,” ujarnya, sembari menutup pernyataan dengan pantun, “Anak Dare Duduk Ditanggak, Mate Melinang Senyum Melintas, Jase Ibu Tuan dan Puan Tiada Terhingge, Semoga Allah Selalu Membalas.”
Ketua MABM Ketapang, Irvan Masyad, menekankan pentingnya komitmen menjaga eksistensi budaya Melayu.
“DPD MABM Ketapang telah berkontribusi menjaga, melestarikan, dan memajukan kebudayaan Melayu. Pesan saya, mari seluruh pengurus tetap konsisten mengawal warisan ini sesuai arah kebijakan daerah,” katanya.
Apresiasi disampikan Wakil Bupati Jamhuri Amir. Ia menegaskan bahwa keberagaman seni yang ditampilkan merupakan bukti bahwa budaya Melayu hidup dan berkembang.
“Budaya adalah pondasi penting dalam membangun jati diri daerah dan bangsa,” ujarnya. Ia juga memastikan dukungan penuh Pemkab Ketapang untuk Festival Seni Budaya Melayu tingkat Provinsi Kalimantan yang akan digelar di Ketapang pada 2028.
Suasana penutupan semakin semarak dengan penampilan para juara lomba Busana Melayu, Dendang Melayu, hingga Syair Gulung. Ribuan warga pun terbawa larut saat penyanyi asli daerah, pencipta lagu “Ketapang Kota Ale-Ale”, menutup malam dengan nada khas Melayu. (sri)